Berita Viral
DIKIRA Gelandangan, Pria Berjenggot Pakai Kaus Polos Ini Ternyata Pendiri Twitter, Kekayaan Rp 62 T
Dikira gelandangan, pria berkaus lusuh dan berjenggot panjang ini ternyata pendiri Twitter, kekayaan mencapai Rp 62 triliun
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Pria berjenggot yang mengenakan kaus polos abu-abu lusuh ini dikira gelandangan, ternyata ia pendiri Twitter.
Kekayaan yang dimilikinya pun terbilang fantastis, mencapai Rp 62 triliun.
Sontak potretnya yang tengah berjalan di New York, Amerika Serikat itu jadi sorotan netizen.
Baca juga: TERNYATA! Pemuda Ini Putra Pelawak Terkenal, Paras Tampan Buat Kaum Hawa Meleleh Gantengan Anaknya
Baru-baru ini mantan CEO Twitter, Jack Dorsey mencuri perhatian publik lantaran penampilannya terlihat lusuh di sebuah jalan di New York City, Amerika Serikat.

Jika pada umumnya, orang-orang kaya akan mengenakan pakaian serba mewah, lain hal dengan Jack Dorsey.
Baru saja Jack Dorsey tertangkap kamera paparazi sedang jalan-jalan mengenakan pakaian yang terlihat seperti gembel pada Senin 22/5/2023).
Padahal, di balik penampilan Jack Dorsey tersebut, mantan CEO Twitter tersebut memiliki kekayaan yang fantastis.
Diketahui, saat ini Jack Dorsey memiliki kekayaan lebih dari 4,2 miliar USD atau setara dengan Rp 62 triliun.
Meski demikian, penampilan terbarunya di jalanan New York City itu terlihat seperti gembel atau lusuh.
Baca juga: IBU Dua Anak Ini Ternyata Adik Artis, Penampilan Bak ABG, Tubuh Masih Singset di Umur 50 Tahun
Outfit yang ia kenakan tidak mencerminkan kekayaannya yang fantastis.
Penampilannya terbilang jauh dari kesan orang kaya saat tampak mengenakan pakaian casual sandal Birkenstock dan kaos olahraga warna abu-abu.
Dikutip dari Space, penampilan nyentrik Dorsey di jalanan New York itu disebut menjadi momen langka.

Hal itu karena Dorsey biasanya menghabiskan sebagian besar waktunya di wilayah California di mana ia memiliki rumah mewah senilai 22 juta dollar AS atau Rp 329 miliar.
Dorsey berjalan-jalan saat ia tengah bersiap meluncurkan platform media sosial baru yang diberi nama BlueSky.
Digadang-gadang BlueSky akan menjadi kompetitor dari Twitter.
Platform tersebut siap untuk bersaing dengan Twitter yang kini berada di bawah naungan Elon Musk.
Selain itu ia melakukan aktivitasnya saat kekayaan bersihnya anjlok setengah miliar dollar AS usai perusahaan lain yang ia miliki, Block, disebut melakukan pelanggaran undang-undang.
Dorsey sebelumnya adalah CEO Twitter yang menjabat hingga November 2021.
Namun, pada akhirnya Twitter diambil alih Elon Musk.

Diketahui, Jack Dorsey adalah sosok yang dikenal eksentrik dengan kegemaran puasa satu kali sehari.
Selain itu, Jack Dorsey juga sering menjadi sorotan publik lantaran memiliki hobi mandi es.
Platform Media Sosial 'BlueSky', Calon Kompetitor Twitter
Layanan baru Dorsey yakni BlueSky belakangan telah menarik perhatian banyak pihak.
Sebagaimana dikutip dari Daily Mail, BlueSky merupakan sosial media yang memiliki banyak kesamaan dengan Twitter.
Proyek media sosial BlueSky yang digawangi oleh Jack Dorsey terbilang cukup unik.
Hal itu dikarenakan BlueSky dimulai sebagai proyek sampingan Twitter tahun 2019.
Pada 2022, perusahaan diambil independen dan didirikan sebagai platform mandiri.
Tidak seperti Twitter, yang terstruktur seperti perusahaan tradisional dengan manajemen dan pembuat keputusan terpusat.
BlueSky seolah-olah merupakan jaringan media sosial 'terdesentralisasi' yang dijalankan secara kolektif oleh penggunanya.
Diketahui, BlueSky adalah perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk membangun media sosial baru yang 'terbuka dan terdesentralisasi'.
Tujuan dari platform ini adalah untuk membuat protokol standar untuk platform media sosial.
Ketika dikembangkan sepenuhnya, hal ini akan memungkinkan jejaring sosial yang terpisah untuk berinteraksi satu sama lain menggunakan standar terbuka, meskipun setiap jaringan akan memiliki sistem kurasi dan pemantauannya sendiri.
Dengan kata lain, platform ini seperti Ethereum atau Algorand, tetapi khusus untuk media sosial.

Setiap jejaring sosial yang menggunakan protokol adalah sebuah aplikasi yang seperti aplikasi terdesentralisasi (dAPP) yang dibangun di atas blockchain.
Teknologi blockchain, bertujuan untuk mencapai interoperabilitas.
Saat ini semua platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, TikTok, dll., beroperasi secara silo.
Penyiapan silo ini tidak hanya merepotkan, tetapi juga dapat menyebabkan identifikasi palsu dan berpotensi membuat beberapa profil berbeda untuk orang yang sama.
BlueSky dipahami sebagai solusi atas kegagalan Twitter. Itu diumumkan pada saat jaringan media sosial dituduh melakukan penyalahgunaan data, informasi yang salah, dan campur tangan pemilu.
Cara Kerja BlueSky
Pada awal Mei, BlueSky memperkenalkan protokol kerjanya yang pertama, Authenticated Data Experiment atau ADX.
Setelah berbulan-bulan eksplorasi, mereka mengumumkan peluncuran aplikasi pengujian beta yang ditingkatkan, Protokol Transfer Terotentikasi atau Protokol AT.
Dikarenakan sama seperti internet adalah infrastruktur publik yang tersedia untuk semua, tim BlueSky menginginkan lapisan media sosial juga menjadi infrastruktur umum melalui kerangka kerja protokol AT mereka.
Proyek ini memposisikan dirinya sebagai internet sosial dan bertujuan untuk menyediakan platform bersama yang akan menggerakkan aplikasi sosial generasi berikutnya.
Protokol akan memberi pengguna empat fitur unik yaitu portabilitas akun, pilihan algoritmik, interoperasi, dan kinerja.
Portabilitas akun akan memungkinkan pengguna untuk memindahkan akun mereka dari satu penyedia ke penyedia lainnya tanpa kehilangan data atau grafik sosial mereka.
Pilihan algoritmik akan memungkinkan pengguna lebih mengontrol pengalaman online mereka.
Misalnya, jika pengguna tidak puas dengan rekomendasi otomatis Instagram, mereka dapat pindah ke platform lain yang menggunakan sistem rekomendasi berbeda untuk video atau foto yang sama.
Yang terpenting, aplikasi ini akan memberi pengguna semua fitur ini tanpa mengorbankan kinerja.
Protokol AT dibangun untuk pemuatan cepat dan kinerja cepat, bahkan dalam skala besar.
Ini memberi pengguna kebebasan untuk memilih algoritma yang sesuai dengan preferensi mereka.
Bluesky juga membawa gagasan bahwa pengguna harus memiliki kendali atas algoritma yang mendasari pengalaman media sosial mereka, yang membedakannya dari jejaring sosial lain yang tersedia saat ini.
Prinsip operasinya adalah menjaga keamanan data pribadi dan data pengguna serta memberikan kebebasan kepada pemilik jaringan untuk memilih aplikasi dan algoritma rekomendasi yang ingin mereka gunakan, hal ini sejalan dengan visi aplikasi Blue Sky.
Sedangkan misi aplikasi BlueSky adalah membuat protokol media sosial terdesentralisasi yang memungkinkan perusahaan dan individu membangun aplikasi, layanan, atau algoritme rekomendasi mereka sendiri di jaringan dan data yang sama.
Di samping itu, aplikasi BlueSky juga memiliki adalah merevitalisasi percakapan publik dan transparan di media sosial dengan mengurangi disinformasi dan manipulasi otoriter yang terkadang ditemukan di lanskap media sosial digital. (Kompas.com/Nur Rohmi Aida)
Diolah dari artikel Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Maba Kini Bisa Lihat Potretnya Saat Jadi Wisudawan Meski Belum Lulus, Pakai Prompt Gemini AI Ini |
![]() |
---|
Cara Edit Foto Bareng Pasangan Jadi Keren Berpose Pakai Jas di Lift, Gunakan Prompt Gemini AI Ini |
![]() |
---|
Impian Foto Bareng V BTS hingga Jungkook BTS Bisa Terwujud, Pakai Prompt Gemini AI, Ini Caranya |
![]() |
---|
20 Prompt untuk Edit Foto Jadi Lebih Sinematik di Gemini AI, Hasilnya Bak Foto Studio |
![]() |
---|
Tips Edit Foto Jadi Gantungan Kunci Lucu, Pakai Prompt Ini di Gemini AI, Simak Langkah-langkahnya |
![]() |
---|