'Aku Tidur Sebentar' Pamit Bocah 9 Tahun Setelah Lelah Belajar, Ibu Histeris Anaknya Tak Bangun Lagi

TRIBUNTRENDS.COM - Tuntutan orangtua yang mengharuskan anak belajar keras, ikut les sampai larut malam hingga harus juara di kelas berujung anak frustasi.

Sang anak sampai mengalami kelelahan luar biasa gegara tuntutan belajar melebihi porsinya sehingga berakhir tragis anak meninggal dunia.

Kedua orangtua pun akhirnya menangis histeris, menyesali tuntutan yang membuat anak stres sampai meninggal dunia karena kelelahan. Kisah viral yang menguras air mata kesedihan. 

Pendidikan anak memang penting, namun jangan sampai abai pada kesehatan.

Jangan karena terlalu fokus pada masa depan anak, orangtua sampai lupa bagaimana kondisi sang buah hati.

Orang tua modern seringkali memiliki anggapan bahwa semiskin apapun mereka, yang utama adalah pendidikan.

Bukan tanpa alasan, pendidikan yang bagus dipercaya bisa mengantarkan anak ke masa depan cerah.

Hal ini juga dirasakan oleh anak lelaki bernama Tieu Tiem.

Baca juga: Niatnya Mancing, Bocah 5 Tahun Ini Malah Tewas Tenggelam di Sungai, Teman Tak Bisa Menolong

Dikutip dari eva.vn pada Jumat (31/3/2023), Tieu Tiem berasal dari Tiongkok.

Ia tiba-tiba mengalami koma saat mengerjakan pekerjaan rumah.

Orang tua menemukan dan membawa anak itu ke ruang gawat darurat.

Hasil tes menunjukkan bahwa Tieu Tiem yang malang mengalami kegagalan banyak organ.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, anak laki-laki berusia 9 tahun itu bangun sekali.

Ia melihat ibunya duduk di sebelahnya,

Baca juga: Bocah SMP Asyik Main TikTok Bareng Wanita, Dikira Sahabatnya, Ternyata Ibunya yang Sudah 36 Tahun

"Saya sangat lelah, saya tidur sebentar," ujar bocah itu pada ibunya.

Tieu Tiem langsung tidur setelah pamit.

Betapa terkejutnya sang ibu, ternyata itu adalah kata-kata terakhir yang didengarnya dari putranya.

Menurut dokter, Tieu Tiem mendadak meninggal karena kegagalan multi organ.

Organnya terlalu banyak bekerja dan tidak mampu lagi bertahan hidup.

Dokter bertanya tentang waktu sebelum kematiannya, apa yang sudah dilakukan bocah itu.

Ibunya pun hanya bisa bertukar pandangan dengan suaminya.

Ibu berkata bahwa dia dulu adalah murid yang sangat baik dan juga sangat semangat belajar.

Itu sebabnya orang tua menginvestasikan semua uang mereka hanya untuk menyekolahkan anak.

Selain belajar di kelas sepanjang hari dari Senin sampai Jumat, anak masih lanjut belajar setiap malam.

Mereka hanya makan roti atau pangsit.

Setelah itu, ada tambahan les malam seperti bahasa Inggris, Prancis, dan Matematika.

Bocah malang itu pulang jam 9 malam untuk makan malam.

Selanjutnya, ia tak langsung tidur tapi masih mengerjakan PR sampai larut malam.

Namun, baru-baru ini, sang ibu melihat bahwa hasil akademik putranya menurun.

Ujian sekolah semakin dekat, sang ibu khawatir dan bertekad untuk mendaftar kelas akhir pekan tambahan untuk putranya.

Oleh karena itu, pada akhir pekan, Tieu Tiem yang biasanya pergi ke pelajaran menggambar dan bermain bola basket,
menggantinya dengan matematika dan sastra.

Tieu Tiem pergi ke sekolah siang dan malam, ditambah ia mengambil kelas tambahan di akhir pekan.

Waktu di rumah adalah untuk makan dan minum serta mengerjakan pekerjaan rumah.

Pada malam nahas tersebut, sang ibu melihat anaknya depresi.

Tieu Tiem terlihat lelah dan tidak mau mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Melihat kondisi putranya, sang ibu menyemangati.

“Tieu Tiem yang baik, belajarlah dengan giat beberapa hari lagi untuk mendapatkan gelar siswa yang baik dan menyelesaikan ujian.

Aku akan membiarkanmu istirahat dan liburan.

Kamu harus mengerjakan pekerjaan rumahmu, lalu kamu bisa keluar untuk makan."

Baca juga: Bocah Menangis di Hari Pernikahan Kakak, Terkuak Penyebab, Pengantin Pria: Dikira Duda Anak Satu

Sang ibu tidak percaya bahwa janjinya tidak dapat dipenuhi karena Tieu Tiem meninggal dunia.

Ketika mendengar dokter mengatakan alasannya, ibu Tieu Tiem sepertinya tidak percaya itu benar.

Bagaimana mungkin belajar terlalu banyak telah membuat putranya kelelahan dan meninggal?

Ibu Tieu Tiem pun meminta dokter untuk memeriksa lebih saksama, namun hasilnya tetap sama.

(TribunTrends.com/ Suli Hanna)