Breaking News:

Berita Viral

Suaminya Meninggal, Nenek Ini Buat Cucu Syok, Mengaku Girang: 'Hari Paling Bahagia dalam Hidupku'

Bukannya menangis, nenek ini malah girang suaminya meninggal dunia. Sebut ini adalah hari paling bahagia di hidupnya.

Editor: Monalisa
freepik
Seorang nenek bahagia saat suaminya meninggal 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang nenek berusia 102 tahun mengaku bahagia atas kematian suaminya.

Alih-alih bersedih atau menangis, nenek ini justru mengaku bahagia saat suaminya meninggal dunia.

Bahkan sang nenek menyebut kematian sang suami adalah hari paling bahagia dalam hidupnya.

Sontak pengakuan nenek ini membuat anak-anak dan cucu-cucunya merasa syok.

Baca juga: Pengantin Pria Pilu Ibu Meninggal Jelang Nikah, Resepsi Berubah Jadi Pemakaman, Calon Istri Pasrah

Ilustrasi peti mati
Ilustrasi peti mati (Freepik)

Nenek tersebut diketahui bermarga Bai dan tinggal di China.

Melansir Sao Star, cerita itu dibagikan oleh wanita bernama Bach.

Adapun nenek berusia 102 tahun yang dimaksud yakni nenek dari suaminya.

Meski usianya sudah lebih dari satu abad, kesehatannya masih cukup baik.

Pikirannya sangat jernih dan tidak kuno.

Baca juga: Sosok Putri Napitupulu & Renaldi Nainggolan, Sejoli Meninggal Berpegangan Tangan, Sempat Tulis Surat

Pada suatu kesempatan, ketika Bach berbicara dengan neneknya, dia mendengar sebuah kisah tentang pernikahan yang menyakitkan.

Sang nenek berkata bahwa jika dia bisa memilih, dia tidak akan menikah.

Dia mengungkapkan tidak akan menikah dengan seseorang yang tidak mencintainya.

Dengan demikian, dia tidak harus menjalani kehidupan seperti di neraka.

Nenek itu mengatakan bahwa selama dia tidak patuh, dia akan dipukuli oleh suaminya.

Awalnya, dia melawan, tetapi suaminya malah memukul, bahkan anak-anak juga jadi sasaran.

Oleh karena itu, hidupnya merupakan rangkaian hari-hari penderitaan dan kepasrahan.

Ilustrasi wanita korban Kekerasan
Ilustrasi wanita korban Kekerasan (Pixabay/ninocare)

"Ada kalanya dia berpikir bahwa hari terindah dalam hidupnya adalah hari kematian suaminya," kata Bach.

Ketika suami nenek itu sakit, tidak bisa duduk, hanya berbaring di ranjang rumah sakit, dia tetap memarahi nenek dan anak-anak dengan keras.

Anak-anak lebih suka menghabiskan uang untuk menyewa pengasuh profesional dan tidak mau memperhatikannya.

Bach berkata, saat makan bersama keluarga pada kesempatan Malam Tahun Baru, neneknya mengatakan bahwa dia akan mendaftarkan ulang pendaftaran rumah tangganya.

Hal itu dilakukan untuk mengganti nama belakangnya dia tidak ingin mengikuti nama belakang suaminya lagi.

Baca juga: Dokter Ucap Alhamdulillah, Ibu Tak Percaya Suster Beri Tahu Anak Wafat, Tak Ikut Makamkan karena Ini

Dia juga mengatakan kepada anak dan cucunya:

"Setelah ibumu meninggal, jangan cantumkan nama ibumu di silsilah, jangan cantumkan nama ibumu di tablet leluhur ini, letakkan tablet ibumu di tempat lain, jangan digabung dengan ayahmu, berada di sisinya hanya membuatku sengsara dan kesakitan."

Ketika dia curhat kepada Bach, dia juga mengingatkan menantunya bahwa:

"Kenali dirimu untuk lebih mencintai diri sendiri, jangan menempatkan dirimu terakhir dalam segala hal".

Kisah dan nasihat nenek tersebut langsung menyebabkan kehebohan opini publik di China.

Sebagian besar dari mereka menyatakan simpati dan setuju dengan pemikiran perempuan berusia 102 tahun itu.

Selain itu, banyak orang yang mendoakan kesehatan untuk menikmati kebahagiaan di sisa umur bersama anak cucunya karena seluruh hidupnya begitu berat.

(TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul 'Hari Paling Bahagia dalam Hidupku adalah saat Suamiku Meninggal', Curhat Nenek 102 Tahun, Cucu Syok

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
neneksuamimeninggalkematianChina
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved