Breaking News:

Apa Itu Latto-Latto? Mainan Viral di TikTok Ini Ternyata Bukan Dari Sulawesi, Simak Sejarahnya!

Viral mainan latto-latto di TikTok. Apa itu latto-latto? Ternyata bukan dari Sulawesi tapi Amerika Serikat. Bagaimana sejarahnya?

Editor: Suli Hanna
Shopee
Mainan latto-latto di jual di Shopee. 

TRIBUNTRENDS.COM - Apakah kamu pernah mendengar istilah latto-latto?

Istilah latto-latto ini merajuk pada mainan yang viral di TikTok.

Apa itu mainana latto-latto dan bagaimana sejarahnya?

Berikut ini mengulas terkait sejarah fenomena latto-latto yang ramai jadi mainan anak Sulawesi Selatan hingga di Sulawesi Tenggara.

Faktanya, mainan anak latto-latto ini sudah ada dan bukan berasal dari Indonesia.

Seperti diketahui, banyak masyarakat di Indonesia khususnya Sulawesi seakan 'demam' bermain latto-latto.

Permainan ini bahkan disebut sebagai mainan viral.

Baca juga: Apa Arti Saik, Istilah Viral di TikTok? Kata Populer Ini Juga Kerap Dipakai Netizen di Twitter & IG

Clackers versi Amerika Serikat dan latto-latto punya Arnold. Berikut ini mengulas terkait fenomena latto-latto yang ramai jadi permainan anak Sulawesi Selatan hingga di Sulawesi Tenggara.
Clackers versi Amerika Serikat dan latto-latto punya Arnold. Berikut ini mengulas terkait fenomena latto-latto yang ramai jadi permainan anak Sulawesi Selatan hingga di Sulawesi Tenggara. (Kolase Tribunnewssultra.com)

Kita bisa melihat fenomena mainan anak latto-latto ini di sudut-sudut kota, lorong-lorong komplek, ataupun di pedesaan.

Tak terkecuali di Kota Kendari.

Bahkan banyak anak-anak yang begitu antusias hanya untuk membeli latto-latto ini.

Seperti apa itu latto-latto?

Untuk diketahui, saat ini mainan anak latto-latto tengah menjadi fenomena yang kerap ditemui di anak-anak Sulawesi.

Baik di Sulawesi Selatan ataupun di Sulawesi Tenggara.

Permainan ini seperti dua bola yang dikaitkan pada seutas tali.

Anak-anak akan memainkannya dengan sebelah tangan yang ditarik naik ke atas.

Dari ketukan tersebut akan menghasilkan bunyi tak tok tak tok.

Bahkan ada pula yang begitu lincah bermain latto-latto.

Ketukannya yang senada membuat anak-anak begitu semangat bermain latto-latto.

Di Kota Kendari, masyarakat lebih mengenalnya dengan istilah katto-katto.

Kedua istilah ini merupakan bahasa daerah yang berarti benda menimbulkan bunyi ketukan.

Untuk mendapatkan permainan latto-latto ini bisa dengan membelinya di abang-abang.

Bahkan sudah tersedia di platform penjualan online mulai dengan harga Rp 5 ribuan.

Baca juga: Apa Arti Ilabulo Istilah Viral TikTok? Hits karena Fajar Sad Boy Nangis Dicuekin Cewek, Ini Maknanya

Mainan latto-latto di jual di Shopee.
Mainan latto-latto di jual di Shopee. (Shopee)

Banyak pula toko online yang menjajakan dagangan mainan ini dengan kata kunci "latto-latto viral".

Namun tahukah anda bahwa latto-latto sudah ada sejak tahun 1960-an.

Suara permainan asal Amerika Serikat yang disebut Click Clacks atau Clackers Balls toy.

Bentuknya begitu mirip namun yang membedakan hanya bahan mainan itu sendiri.

Kalau versi Amerika Serikat mainan anak tersebut nampak menggunakan tali yang cukup tebal.

Baca juga: Tak Kunjung Dijemput Teman, Maling Ketiduran di Rumah Korbannya: Gasak Laptop hingga Mainan Anak

Namun, di Indonesia mainan tersebut menggunakan tali sedikit tipis.

Meski demikian, cara permainannya pun sama.

Dengan menggerak-gerakkan tangan sampai akhirnya mainan latto-latto itu bisa menimbulkan bunyi.

Bahkan jika mahir bisa membunyikan latto-latto dengan berbagai macam gaya.

Pernah Memakan Korban Hingga Produksi Dihentikan

Dilansir dari Wikipedia, Clackers diambil dari pasar di Amerika Serikat dan Kanada ketika laporan keluar dari anak-anak yang terluka saat bermain dengan mereka.

Cukup berat dan bergerak cepat, dan terbuat dari plastik akrilik keras, bola kadang-kadang pecah saat saling bertabrakan.

Versi Clackers yang didesain ulang menikmati kebangkitan di tahun 1990-an.

Desain baru menggunakan plastik modern yang tidak akan pecah dan dua segitiga berlawanan yang berayun bebas yang dipasang pada pegangan, dengan bola pemberat di ujungnya.

Mereka sering dijual dalam warna neon cerah sebagai mainan anak pembuat kebisingan atau bantuan pesta.

Pada 2017, bentuk asli mainan itu dihidupkan kembali di Mesir dan mendapat publisitas di kalangan anak sekolah.

Dibuatkan Konten Parodi

Sejumlah selebgram merespon fenomena latto-latto ini.

Bahkan banyak di TikTok berseliweran dengan konten latto-latto.

Salah satunya akun TikTok @bambangmosaja_ yang kerap mengunggah sosok Arnold, bocah asal Makassar doyan main latto-latto.

Video nya pun viral di media sosial hingga ditonton berjuta-juta kali.

Arnold merupakan bocah lorong di Kota Makassar yang begitu sering main latto-latto.

Bahkan Arnold disebut sebagai ahlinya latto-latto atau pemain handal.

Bagaimana tidak, Arnold bisa memainkan latto-latto dengan gayanya sendiri.

Ia bahkan memiliki trik tersendiri untuk bermain latto-latto.

Baca juga: Tembakan Pertama seperti Bazoka Mainan Kesaksian Warga saat Penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe

Arnold juga memiliki koleksi latto-latto yang begitu banyak.

Setiap kali keluar bermain, dirinya akan membawa latto-latto kemanapun pergi.

Jika Anda membuka TikTok dan menulis nama Arnold maka akan muncul beragam kata kunci tentang bocah ini.

Mulai dari 'Arnold main latto-latto', 'Arnold latto Makassar', ataupun 'Arnold latto viral'.

Dijadikan Perlombaan

Lomba latto-latto di Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Lomba latto-latto di Jeneponto, Sulawesi Selatan. (Tribun Timur)

Permainan latto-latto ini nampaknya bisa dijadikan ajang perlombaan.

Seperti yang terjadi baru-baru ini di Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Dilansir dari Tribuntimur.com, puluhan anak-anak mengikuti lomba Katto-katto alias Latto-latto yang diselenggarakan Studio A2 Art Photography di Gedung Olahraga (GOR), Jl Pahlawan, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (27/11/2022) sore.

Pantauan Tribun-Timur.com, lomba Latto-Latto berlangsung seru.

Anak-anak yang mengikuti lomba ini terlihat begitu senang.

Baca juga: Mahasiswi Kesehatan Dibegal dan Diancam Dibunuh Pakai Pisau Mainan di Taman RSUD Kota Kendari

Panitia Arif mengungkapkan alasannya mengadakan perlombaan ini.

Mereka berinisiatif menggelar pertandingan tradisional di tengah gempuran permainan gadget.

"Daripada sekedar bermain saja, lebih baik kita adakan saja perlombaan," ujarnya disela-sela pertandingan berlangsung.

Untuk para peserta, panitia menerapkan batasan usia maksimal 15 tahun.

Peserta juga diwajibkan membawa Latto-latto sendiri dengan panjang tali yang ditetapkan panitia.

Baca juga: Video Gisel Goyang 15 Detik ‘Mainan Pagi’ Viral hingga Ditonton 5 Juta Kali, Bagian Inipun Disorot

"Usia mulai dari tujuh tahun sampai 15 tahun, Katto-katto bawa sendiri sama ukuran tali diukur sama panitia," ucapnya.

Dalam pertandingan ini, panitia penerapkan sistem timer atau waktu.

Peserta terlama memainkan Latto-latto akan keluar sebagai pemenang.

Bagi para pemenang, telah disediakan trofy juara beserta sertifikat, snack, hingga uang tunai.

Peserta hanya membayar iuran sebesar Rp 10 ribu untuk ikut serta dalam pertandingan ini.

Permainan Lokal

Entah kapan latto-latto di adaptasi di Indonesia. Hal ini masih belum jelas.

Meski demikian, di era 2000-an latto-latto ini sudah cukup banyak dimainkan anak-anak Indonesia.

Bahkan tak banyak yang mengira latto-latto adalah permainan anak lokal.

Selain latto-latto banyak mainan asal Sulawesi Tenggara, Indonesia yang bisa pula ikut dimainkan.

Misalnya saja, Kaghati. Konon permainan masryarakat ini sudah ada sejak dahulu kala, dimainkan untuk mengisi waktu luang saat bekerja.

Indikasi-indikasi ini ditemukan,dilihat, serta dipelajari dari gambar-gambar lukisan yang “terekam” di dinding batu.

Lukisan tersebut menggambarkan kegiatan serta aktivitas para penduduk setempat.

Biasanya permainan tradisional ini dimainkan oleh masyarakat Muna pada saat musim panas, mereka menerbangkan masing-masing layangang selama tujuh hari tujuh malam.

Pada saat layang-layang itu diturunkan, maka dilakukan lah suatu ritual.

Ritual tersebut dilakukan dengan mengantungkan berbagai jenis makanan di layang-layang dan kemudian talinya pun diputuskan, sehingga layang-layang tersebut terbang membawa makanan.

Tujuan tersebut menurut mereka untuk menghilangkan hal-hal buruk yang ada pada daerah mereka.

Bahan dasar pembuatan layang-layang Kaghati adalah daun kolope. Daun kalope merupakan sejenis ubi hutan. Tanaman tersebut sudah terkenal sampai ke Benua Eropa, Perancis dan Italia.

Dan masih banyak lagi permainan khas daerah yang selalu menjadi hiburan anak-anak Indonesia. (*)

(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Sejarah Mainan Viral Latto-Latto, Bukan Dari Sulawesi, Sudah Ada di Amerika Serikat Sejak Era 60-an.

Tags:
latto-lattoSulawesiviralTikTok
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved