Breaking News:

Berita Viral

Niatnya Berobat, Bocah Ini Malah Alami Kekerasan dan Pelecehan di Madrasah: Dipaksa Mandi di Parit

Viral di media sosial, curhatan seorang pria yang adiknya disiksa di madrasah, padahal niatnya ingin berobat

Penulis: Nafis Abdulhakim
Editor: Suli Hanna
OhBulan
Viral di media sosial, curhatan seorang pria yang adiknya disiksa di madrasah, padahal niatnya ingin berobat 

TRIBUNTRENDS.COM - Baru-baru ini, heboh di media sosial terkait pengelolaan sebuah madrasah di Jalan Kebun, Shah Alam.

Madrasah tersebut diduga melakukan kekerasan terhadap siswanya sehingga memicu kemarahan warganet.

Kasus ini viral setelah akun bernama Hafiz Ayub membuat cuitan di Twitter.

Dilansir dari OhBulan, Minggu (25/9/2022), ia mengatakan, keluarganya mengirim adiknya ke madrasah tersebut dari saran seorang teman untuk mengobati masalah gangguan.

"Syarat yang ditetapkan pihak madrasah, kita tidak boleh menjenguk adik selama empat bulan pertama.

Karena itu, tante saya mulai mendekatkan diri ke madrasah dengan menyalurkan donasi.

Ini sebagai cara untuk mengunjungi adikku," ungkapnya.

Awalnya, keluarga korban tidak curiga sampai di hari ulang tahun adiknya, mereka mengirimkan kue dan makanan kepada 150 warga madrasah yang terlibat.

Baca juga: Niatnya Bekerja Perbaiki Filter Udara, Wanita Ini Malah Alami Kekerasan Asusila, Pelaku Pelanggannya

Viral di media sosial, curhatan seorang pria yang adiknya disiksa di madrasah, padahal niatnya ingin berobat
Viral di media sosial, curhatan seorang pria yang adiknya disiksa di madrasah, padahal niatnya ingin berobat (OhBulan)

Betapa terkejutnya melihat sang adik tersayang kurus.

Tubuhnya menyusut dan hitam seolah-olah dia telah dijemur di panas terik.

Sejak itu, mereka mulai merasa ada yang tidak beres di madrasah tersebut.

Muharram yang lalu, keluarga Hafiz kembali mengirimkan bantuan makanan dengan harapan bisa melihat adiknya.

Namun penjaga yang bertugas tidak mengizinkannya dengan alasan akan mengganggu pengobatan adiknya.

"Minggu berikutnya saya pergi lagi bersikeras untuk bertemu saudara perempuan saya.

Mereka mengizinkannya, tetapi penjaga mengepung saudara perempuan saya karena dia ingin mendengar apa yang akan saudara perempuan saya katakan.

Ibuku menarik adikku ke mobil tapi penjaga masih menahannya.

Ibuku berbisik bahwa mereka memukuli adikku.

Kakakku hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah beberapa minggu kami pergi ke sana lagi, tapi kali ini dengan maksud untuk mengajak adikku keluar," ujar Hafiz.

Namun, manajemen tidak mengizinkan adiknya pergi.

Malah memintanya membayar ganti rugi sebesar RM11.970 atau setara Rp 39 juta untuk keluar.

Ini lantaran Hafiz dan keluarganya telah mengingkari janji meski perjanjian yang terlibat bukan perjanjian tertulis.

Baca juga: Sudah Diamankan Polisi, Pelaku Aksi Kekerasan Asusila Ini Nodai 5 Bocah di Bogor: Oknum Guru Ngaji

Tak putus asa, keluarga Hafiz kembali lagi dan kehadiran mereka diketahui oleh pihak madrasah.

Lebih mengejutkan lagi ketika pihak madrasah diyakini telah mencoba membawa adiknya pergi dengan mobil.

Akan tetapi upaya itu gagal.

"Mereka mencoba untuk membawa adik saya ke dalam mobil dan membawanya pergi tetapi gagal.

Ini karena kakak saya telah menelepon ibu saya yang baru saja tiba di halaman madrasah.

Jadi kami mengepung saudara perempuan saya dan guru menyuruh kami masuk dan berbicara.

Situasi menjadi kacau ketika kami ingin membawa saudara perempuan saya ke kantor polisi menggunakan kendaraan kami.

Mereka bersikeras membawa adikku hingga menyebabkan perkelahian," lanjutnya.

Viral di media sosial, curhatan seorang pria yang adiknya disiksa di madrasah, padahal niatnya ingin berobat
Viral di media sosial, curhatan seorang pria yang adiknya disiksa di madrasah, padahal niatnya ingin berobat (OhBulan)

Situasi menjadi lebih kacau selama diskusi ketika saudaranya dipukul dan pihak madrasah menutup pintu keluar dan memblokirnya dengan mobil.

"Mereka kemudian memanggil semua peserta pelatihan.

Dan juga penjaga sekitar 50 orang untuk mengepung dan mencegah kami membawa adik perempuan saya keluar dari tempat itu," tambah Hafiz.

Lalu, pihak madrasah membawa gadis tersebut menggunakan mobil dengan alibi membawanya ke kantor polisi.

Namun dalam perjalanan, polisi berhasil menangkap mereka karena membawa adiknya pergi.

"Segera setelah kami tiba di Markas Besar Distrik Shah Alam, kami mengajukan laporan polisi.

Kakak dan ibu saya dipanggil untuk bersaksi.

Polisi mengizinkan saudara perempuan saya dibawa pulang bersama anggota keluarga karena madrasah tidak berhak menahan saudara perempuan saya," ungkapnya.

Setelah merasa yakin bahwa dirinya aman, adik Hafiz itu menceritakan momen kelam saat dirinya disebut-sebut pernah di-bully dan dianiaya di madrasah.

"Jari kaki dijepit menggunakan paku besi, jari dijepit dengan penjepit besi.

Jari-jari kaki dijepit dengan bambu oleh penjaga.

Ada siswa di sana sampai mereka mogok karena tidak tahan dijepit dengan besi rumah.

Kepala dipukul dengan besi.

Kepalanya diinjak dan dibanting ke sudut lantai.

Dikunci di ruangan gelap dan dipukuli dengan kejam.

Ditinju di bawah rahang sampai dia tidak bisa membuka mulutnya.

Disuruh jalan-jalan di area madrasah jam 2 sampai jam 3 pagi sampai berkeringat.

Kaki dicambuk dan hidung ditinju sampai berdarah.

Dipukul dengan pipa selang di bagian belakang dan bagian tubuh lainnya.

Dipukul sampai poros pel putus.

Meminta untuk memegang organ asusila orang lain.

Kartu Tanda Penduduk disita madrasah.

Diperlakukan seperti pelayan dan keluarga ustadz seperti raja yang ditanam di kepala warga madrasah," ujar Hafiz.

Tak hanya itu, mereka juga diberi makanan dan minuman yang diduga membuat mereka lemas.

Diantaranya adalah tembakau yang direndam dalam air, ketika para siswa meminumnya, dada mereka terasa seperti terbakar dan sakit.

"Buang air besar dalam plastik.

Makan nasi cabai dan garam, diisi penuh di mulut.

Dia diperintahkan untuk berdiri di bawah terik matahari selama berjam-jam.

Pelecehan seksual dengan memasukkan tangan ke dalam celana.

Berlari di bebatuan sampai tumitnya patah.

Harus mandi di parit secara massal," tambahnya.

Melalui penjelasan salah satu pekerja madrasah, tempat tersebut juga menjadi pusat rehabilitasi moral atau narkoba.

(TribunTrends.com/Nafis)

Tags:
kekerasantidur
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved