'Uang dari Mana' Korban Begal di Sentul Bogor Pilih Tinggalkan RS, Terungkap Satu Keinginannya
Seorang korban begal di Sentul Bogor pilih pergi dari RS dan lanjutkan perawatan sendiri karena biaya terlalu mahal. Terungkap satu keinginannya ini.
Editor: Suli Hanna
"Luka di punggung kan bolong, jadi itu dagingnya gak ada, harus ditambal dengan daging lagi, darahnya gak berenti keluar," ucap Tinong.
Karena biaya perawatan dan operasinya yang mahal, akhirnya Tinong memutuskan untuk pulang dan melanjutkan perawatan di rumahnya.
Beberapa luka yang didapatkan oleh Tinong antara lain adalah luka sayatan pada lengan kiri hingga patah tulang, luka bagian punggung, tulang ekor, paha kanan, hingga wajahnya.
Untuk menebus biaya perawatan tersebut, Tinong harus merogoh kocek hingga Rp 20 juta.
Pria yang berprofesi sebagai tukang ojek pangkalan ini mengaku keberatan dengan biaya perawatan Rumah Sakit yang mahal itu.
"Mau uang dari mana saya, udah abis semua, motor buat ngojek aja diambil sama begal kemarin," katanya sambil mengeluarkan air mata.
Kesediaan Tinong tidak hanya itu saja, BPJS Kesehatan miliknya juga ternyata tidak bisa digunakan untuk meringankan biaya pengobatannya.
"Istri saya sudah kesana kesini buat ngurus BPJS nya supaya bisa di pake,
tapi tetep aja gak bisa,
padahal BPJS saya kelas 1 masih aktif bayarnya juga,
jadi harus bayar rumah sakit pake uang seadanya aja," kata pria yang sudah berprofesi sebagai tukang ojek selama 15 tahun ini.
Dalam hal ini, menurutnya BPJS Kesehatan miliknya tidak bisa digunakan dalam kasus kecelakaan atau musibah tersebut.
Sedangkan, menurut ayah dari dua anak ini, penghasilan setiap harinya tidak menentu, dengan rata-rata pendapatan Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu per hari.
Raibnya kendaraan motor yang digunakan oleh dirinya untuk mengais rezeki pada kejadian itu, membuat Tinong semakin kebingungan untuk bekerja kembali bila sudah sembuh nanti.

Pria kelahiran 1973 ini mengungkapkan bahwa motor dengan merek Beat Street itu adalah satu-satunya kendaraan yang digunakan untuk mengojek.