Breaking News:

Ada 2,4 Juta Warga di Indonesia yang Harus Vaksin Ulang Dosis 1, Kenapa? Cek Tanggal Vaksinasi

Ternyata ada setidaknya 2,4 juta warga di Indonesia yang harus vaksinasi dosis 1 lagi

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Vaksinator menyiapkan vaksin Covid-19. 

TRIBUNTRENDS.COM - Ternyata ada setidaknya 2,4 juta warga di Indonesia yang harus vaksinasi dosis 1 lagi.

Lantas, apa alasan warga harus vaksin ulang lagi?

Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.

Kementerian Kesehatan memutuskan sebanyak 2,4 juta penerima vaksin Covid-19 dosis pertama harus mengulangi vaksinasi.

Hal ini dingkapkah oleh Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Sitii Nadia Tarmizi, Jumat (18/2/2022).

Untuk diketahui, di bulan Februari 2022 ini, kasus virus corona malah melonjak tajam.

Indonesia termasuk negara yang melaporkan lonjakan kasus virus corona.

Baca juga: SIAPA Dorce Gamalama? Simak Profil Sang Artis: Tutup Usia di Umur 58 Tahun, Divonis Kena Covid-19

Ini terjadi setelah varian Omicorn dikonfirmasi masuk ke Indonesia pada akhir tahun 2021.

Bahkan jumlah kasusnya lebih parah daripada gelombang kedua virus corona yang dikarenakan varian Delta.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus virus corona di Indonesia bertambah 59.384 kasus per Sabtu (19/2/2022) pukul 12.00 WIB.

Dengan begitu, maka kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 5.149.021 kasus.

Ada beberapa langkah pencegahan yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk menghadapi varian Omicron.

Salah satunya dengan melakukan vaksinasi kepada masyarakat.

Dimulai dengan vaksinasi tahap 1 dan 2 untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun dan vaksin booster bagi mereka yang sudah melakukan 2 tahap vaksin.

Akan tetapi baru-baru ini Kemenkes menyebut ada orang Indonesia yang harus melakukan vaksinasi ulang.

Alasannya karena vaksinasi Covid-19 dosis pertamanya dianggap hangus.

Tak tanggung-tanggung, mereka yang harus melakukan vaksinasi ulang berjumlah 2,4 juta orang.

Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Sitii Nadia Tarmizi.

"Ada 2,4 juta (penerima vaksin Covid-19 dosis pertama yang harus mengulang)," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/2/2022).

Mengapa mereka harus divaksin ulang?

Dilansir Intisari-Online.com  di artikel berjudul Saat Omicron Kian Merajalela, 2,4 Juta Orang Indonesia Harus Ulangi Vaksinasi Dosis 1, Padahal Negara Ini Saja Sudah Siapkan Vaksin Booster Kedua, ada beberapa alasan yang menyebabkan seseorang harus divaksin ulang.

Kata Nadia, salah satunya ketika mereka tidak juga mendapat dosis kedua setelah 6 bulan menerima dosis pertama.

Sebab ini bisa berpengaruh terhadap efikasi vaksin yang diterima.

Padahal efikasi vaksin sangat diperlukan untuk melihat tingkat kemanjuran vaksin.

Apalagi dosis 1 masih 50 persen efikasinya.

Oleh karenanya, demi mendapatkan efikasi semana mestinya, maka mereka diminta untuk mengulang vaksinasi dosis pertamanya.

Saat Indonesia mau mengulang vaksin dosis 1, Amerika Serikat (AS) malah tengah mempertimbangkan dosis keempat vaksin Covid-19.

Menurut laporan Wall Street Journal, dosis keempat vaksin Covid-19 ini mungkin akan dilakukan pada musim gugur.

Saat ini, mereka telah meninjau berbagai aspek.

Termasuk data dosis booster kedua dari vaksin messenger RNA dari Pfizer dan mitra BioNTech dan vaksin dari Moderna.

Vaksin booster Pfizer dan Moderna disebut-sebut sebagai vaksin terbaik yang bisa membantu memperkuat kekebalan tubuh melawan virus corona.

Sehingga diharapkan tambahan dua vaksin booster bisa memberikan perlindungan terhadap varian Omicron.

Hanya saja masih belum tahu apakah semua orang boleh menerima vaksin kedua booster atau hanya usia tertentu.

6 Fakta Vaksinasi Covid-19, Vaksin Efektif Meski Virus Corona Bermutasi

Ahli meyakinkan bahwa vaksin Covid-19 masih tetap bisa efektif meskipun virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 telah banyak bermutasi, dan menjelaskan beberapa fakta lainnya dari vaksin Covid-19 ini.

Hal ini disampaikan oleh Vaksinolog sekaligus Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Dirga Sakti Rambe dalam dialog produktif berteam Ungkap Fakta Vaksin, Jangan Tertipu Hoaks yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (29/12/2020).

Berikut 6 fakta menjawab hoaks atau informasi palsu tentang Covid-19 yang masih beredar di masyarakat hingga saat ini seperti dilansir Kompas.com: 

1. Vaksin efektif meski virus bermutasi

Dijelaskan Dirga, semua virus termasuk SARS-CoV-2 itu pasti bermutasi.

Supaya tidak bermutasi terus-menerus, maka harus diminimalisir atau dihentikan penyebaran penyakitnya.

"Alhamdulillah, sampai saat ini mutasi-mutasi yang ada itu tidak berdampak pada efektivitas vaksin," jelas Dirga.

Meskipun demikian, efektivitas vaksin Covid-19 berlaku untuk saat ini, tetapi jika penularan masih tetap masif terjadi, maka tidak diketahui keadaan yang sama apakah akan berlaku di satu tahun lagi atau di tahun-tahun berikut. "Tapi kita tidak tahu, satu tahun lagi bagaimana dampak dari mutasi virus ini," tutur dia.

Oleh karena itu, melakukan segala upaya pencegahan adalah tindakan terbaik yang bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko dampak mutasi dan kemunculan varian baru virus tersebut di kemudian hari.

2. Vaksin tidak sebabkan partisipan sakit

Jika Anda adalah salah satu yang meyakini bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 itu nantinya akan membuat Anda justru terinfeksi Covid-19, maka sebaiknya mulailah berubah pikiran karena pernyataan itu hanyalah hoaks atau keliru saja.

Dirga menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 tergolong dalam jenis vaksin mati.

"Vaksin mati artinya vaksin yang diberikan kepada tubuh kita tidak ada risiko, atau risikonya nol untuk menyebabkan penyakit," kata Dirga.

Sehingga, Ia menegaskan, dari pembuatan vaksin berasal dari virus yang dimatikan ini tidak mungkin ada orang yang setelah diberikan vaksinasi corona malah menjadi jatuh sakit. "Itulah keunggulan dari vaksin mati," ucap dia. 

3. Vaksin tidak sebabkan fenomena ADE

Selain menyebabkan terinfeksi, ada juga jenis hoaks lainnya tentang vaksin Covid-19 ini yaitu vaksin dapat menyebabkan fenomena Antibody-dependant enhancement (ADE).

Sebagai informasi, ADE adalah fenomena yang mungkin terjadi pada pemberian antibodi (vaksin atau antibodi lain) berupa reaksi yang memperkuat infeksi, sehingga terjadinya suatu kejadian imunopatologis yang berat.

Dirga mengingatkan masyarakat untuk tidak khawatir akan adanya fenomena ADE pada vaksin Covid-19. "Tapi ternyata ADE dalam berbagai penelitian dan uji klinik vaksin Covid-19 ini tidak terbukti. Sampai sekarang pada semua merek vaksin Covid-19, risiko ini tidak terjadi," jelasnya. Baca juga: Vaksin Covid-19 Disebut Masih Efektif terhadap Varian Baru Virus Corona

4. Vaksin Covid-19 aman

Perlu diingat bahwa hingga saat ini semua kandidat vaksin Covid-19 terus diawasi dan dilakukan pengujiannya sampai benar-benar terjamin efektivitas atau khasiat, keamanan dan mutunya.

Oleh karena itu, jika ada kandidat vaksin Covid-19 yang belum terbukti khasiat atau efikasi vaksin, keamanan dan mutu, jelas sekali kandidat vaksin ini tidak akan diberikan izin penggunaan dari pihak yang berwenang, seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk negara Indonesia.

Menurut Dirga, profil keamanan dari proses uji klinik seluruh merek atau kandidat vaksin Covid-19 dilakukan dengan sangat baik.

Sehingga, tidak ada efek samping yang sangat serius sejauh uji klinik dilakukan. Untuk pembuatan vaksin Covid-19 sendiri,

Dirga mengungkapkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerapkan standar efektivitas vaksin virus corona yakni 50 persen.

"Dari WHO menetapkan syarat minimal efikasi vaksin Covid-19 itu 50 persen sudah bagus," ujarnya.

5. Setiap negara tidak harus beda vaksin

Dokter Dirga menilai keliru jika ada pendapat bahwa setiap negara harus memiliki vaksin yang berbeda.

"Nanti data-data uji klinik berbagai negara akan dianalisis secara bersamaan, sehingga dari situ kita bisa menyimpulkan gambaran utuh bagaimana tingkat keamanan dan efektivitasnya".

6. Jangan takut KIPI

Jika Anda pernah mendengar adanya potensi kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) akibat dari pemberian vaksin Covid-19, maka tidak perlu risau dan tak usah takut.

Sebab, KIPI akibat imunisasi memang bisa saja terjadi, tetapi seperti imunisasi lain pada umumnya KIPI yang terjadi berifat ringan, dan justru manfaat dari vaksin virus corona jauh lebih besar daripada itu.

"Jadi vaksin Covid-19 ini akan melindungi kita dari terdampak Covid-19 yang bergejala, termasuk Covid-19 yang berat, sampai menghindari kematian akibat Covid-19," tegasnya.

Akan tetapi, meskipun KIPI tidak perlu dikhawatirkan, masyarakat juga diminta harus jujur dalam mengungkapkan kondisi kesehatannya sebelum menerima vaksinasi Covid-19 ini.

"Jadi sebelum vaksin itu diberikan sudah ada proses pengamatan. Jadi dokter atau tenaga kesehatan akan bertanya dulu pada hari itu apakah Anda sehat, ada penyakit lain atau tidak, ada riwayat atau tidak," kata Dirga.

"Masyarakat tidak usah khawatir, selama memenuhi syarat orang itu layak menerima vaksinasi," imbuhnya. 

(*)

Diolah dari artikel TribunKaltim.co dengan judul awal Kabar Buruk! 2,4 Juta Warga di Indonesia Harus Ulangi Vaksinasi Dosis 1, Cek Tanggal Vaksinasi Anda

Sumber: Tribun Kaltim
Tags:
vaksinCovid-19virus corona
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved